PET scan adalah salah satu teknik pencitraan medis canggih yang digunakan untuk melihat fungsi organ tubuh pada tingkat sel. Tidak seperti pemeriksaan lain yang hanya menunjukkan struktur organ, PET scan mampu memperlihatkan aktivitas metabolisme jaringan.
Hal ini membuatnya sangat berguna dalam mendeteksi penyakit lebih awal, bahkan sebelum timbul perubahan fisik yang terlihat. Dalam dunia kedokteran modern, PET scan banyak digunakan untuk diagnosis kanker, evaluasi penyakit jantung, serta penilaian gangguan saraf otak.
Artikel ini akan membahas perbedaan PET scan dengan CT scan, indikasi medis, jenis penyakit yang dapat didiagnosis, hingga persiapan yang harus dilakukan pasien. Simak, yuk!
Perbedaan CT Scan dan PET Scan
Sebelum membahas lebih jauh tentang kegunaan PET scan, penting untuk memahami bagaimana perbandingannya dengan CT scan. Kedua metode ini sama-sama merupakan prosedur pencitraan medis yang sangat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis, tetapi cara kerja serta tujuan utamanya berbeda.
Apa itu CT Scan?
CT scan (Computed Tomography Scan) adalah teknik pencitraan medis yang menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh. Pemeriksaan ini umum digunakan untuk melihat kelainan pada otak, tulang belakang, leher, dada, hingga perut. Melalui CT scan, dokter bisa menilai jaringan keras seperti tulang maupun jaringan lunak seperti otot dan organ.
Cara Kerja CT Scan
CT scan bekerja dengan mengirimkan sinar-X dari berbagai sudut ke tubuh pasien. Data tersebut kemudian diolah komputer menjadi gambar penampang atau “slice” yang sangat detail.
Prosedur ini berlangsung hanya dalam beberapa menit, sehingga sering dipakai dalam kondisi darurat, misalnya pada pasien kecelakaan untuk memeriksa pendarahan internal atau patah tulang. Pada beberapa kasus, pasien akan diberi cairan kontras agar area tertentu terlihat lebih jelas.
Apa itu PET Scan?
Berbeda dengan CT scan, Positron Emission Tomography atau PET scan adalah teknik pencitraan nuklir yang memperlihatkan bagaimana organ dan jaringan berfungsi. PET scan menggunakan zat radioaktif (radiotracer) yang disuntikkan ke dalam tubuh.
Radiotracer ini akan terkumpul pada jaringan yang mengalami perubahan metabolisme, misalnya sel kanker atau area otak yang terganggu.
Cara Kerja PET Scan
Menurut gleneagles.com.sg, setelah penyuntikan radiotracer, pasien biasanya menunggu sekitar satu jam hingga zat tersebut terserap tubuh. Kemudian, pasien berbaring di atas meja pemeriksaan yang masuk ke mesin pemindai.
Pemindai akan mendeteksi sinyal dari radiotracer dan menghasilkan gambar tiga dimensi aktivitas metabolik organ. PET scan memerlukan waktu lebih lama dibandingkan CT scan, yakni sekitar 20 menit hingga beberapa jam tergantung kondisi pasien.
Perbedaan CT Scan dan PET Scan
Beberapa perbedaan mendasar antara CT scan dan PET scan meliputi:
- Tujuan utama: CT scan menampilkan struktur tubuh (anatomi), sedangkan PET scan adalah proses yang dapat memperlihatkan fungsi organ (fisiologi).
- Teknologi: CT scan menggunakan sinar-X, sedangkan PET scan memakai radiotracer yang memancarkan energi untuk dideteksi kamera khusus.
- Waktu pemeriksaan: CT scan lebih cepat dan cocok untuk kondisi darurat. PET scan lebih lama karena memerlukan waktu penyerapan tracer.
- Deteksi penyakit: CT scan biasanya menunjukkan kelainan setelah struktur organ berubah, sementara PET scan mampu mendeteksi kelainan metabolisme lebih awal, bahkan sebelum perubahan struktural terlihat.
- Sisa radiasi: CT scan tidak meninggalkan radiasi di tubuh setelah selesai, sedangkan PET scan menyisakan sedikit radiasi yang akan hilang dalam waktu singkat.
Dari perbandingan tersebut, terlihat bahwa PET scan dan CT scan saling melengkapi. Tidak jarang, keduanya digabung menjadi PET/CT scan untuk menghasilkan gambaran yang lebih akurat.
PET Scan Dapat Digunakan untuk Mendiagnosis Penyakit Apa Saja?
Berikut lima kelompok penyakit utama yang sering memerlukan PET scan adalah:
1. Kanker
PET scan adalah sebagai “gold standard” untuk deteksi kanker. Pemeriksaan ini membantu:
- Mendiagnosis kanker lebih awal, seperti kanker paru, payudara, tiroid, hingga prostat.
- Menentukan stadium kanker dengan melihat penyebarannya.
- Mengevaluasi respons terhadap pengobatan.
- Mendeteksi kekambuhan setelah terapi.
Contoh nyata: Pada kanker paru, PET scan dapat mendeteksi metastasis ke kelenjar getah bening lebih cepat dibanding CT scan.
2. Penyakit Jantung
PET scan dapat menilai aliran darah dan fungsi otot jantung. Pemeriksaan ini membantu menentukan area jantung yang rusak akibat serangan jantung atau infeksi. Dokter juga dapat menilai apakah otot jantung masih bisa diselamatkan dengan prosedur medis seperti pemasangan ring jantung (angioplasty) atau operasi bypass.
Baca juga: Berapa Biaya Pemasangan Ring Jantung di Penang? Ini Dia Rekomendasinya!
3. Kelainan Otak
PET scan adalah teknik yang banyak digunakan juga untuk mendiagnosis gangguan otak seperti tumor, epilepsi, Alzheimer, hingga demensia. Misalnya, pada kasus epilepsi, PET scan dapat menunjukkan area otak tempat kejang dimulai, yang sangat penting sebelum tindakan operasi. Pada penderita Alzheimer, PET scan bisa memperlihatkan pola metabolisme otak yang khas untuk penyakit ini.
4. Infeksi dan Peradangan Kronis
Selain penyakit kanker dan gangguan organ vital, PET scan juga bisa mendeteksi infeksi atau peradangan kronis. Radiotracer akan terkumpul di area peradangan sehingga membantu dokter menentukan lokasi dan tingkat keparahan infeksi, misalnya pada kasus infeksi tulang (osteomielitis) atau penyakit autoimun.
5. Evaluasi Pasca Terapi
PET scan adalah prosedur yang bisa digunakan pasien setelah menjalani terapi besar, seperti kemoterapi, radioterapi, atau pembedahan besar, untuk memastikan bahwa penyakit tidak kambuh. Pemeriksaan ini membantu dokter menilai prognosis pasien secara lebih tepat.
Persiapan Sebelum Melakukan PET Scan
Persiapan pasien sebelum PET scan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berikut hal-hal yang biasanya dianjurkan dokter:
Puasa 6 jam sebelum pemeriksaan
Pasien diminta tidak makan makanan padat agar distribusi radiotracer tidak terganggu. Hanya air putih yang diperbolehkan.
Hindari kafein dan minuman manis
Kafein dapat memengaruhi hasil PET scan jantung, sementara minuman bergula bisa mengganggu metabolisme glukosa.
Informasikan riwayat kesehatan
Pasien wajib memberi tahu dokter tentang obat yang sedang dikonsumsi, alergi, serta kondisi khusus seperti hamil atau menyusui. Hal ini penting karena radiotracer bisa berdampak pada janin atau bayi.
Hindari benda logam
Logam dapat menimbulkan artefak pada gambar, sehingga hasil PET scan kurang jelas. Karena itu, pasien harus melepas perhiasan, jam tangan, atau gigi palsu sebelum masuk ruang pemeriksaan.
Atasi kecemasan
Bagi pasien dengan klaustrofobia, dokter bisa memberikan obat penenang ringan. Ini penting karena pasien harus tetap tenang dan tidak banyak bergerak selama pemeriksaan berlangsung.
Dengan persiapan yang baik, prosedur PET scan akan berjalan lebih lancar dan hasil yang diperoleh pun lebih akurat.
PET scan adalah prosedur pencitraan medis yang sangat penting dalam dunia kedokteran modern. Dibandingkan CT scan yang lebih menekankan pada struktur organ, PET scan memberikan gambaran tentang fungsi dan metabolisme jaringan tubuh. Hal ini membuatnya unggul dalam mendeteksi penyakit lebih awal, terutama kanker, gangguan jantung, dan kelainan saraf.
Jika Anda ingin menjalani PET Scan di Malaysia, berikut referensi artikel tentang Biaya Pet Scan: Lebih Murah di Indonesia atau Malaysia?
Jika sudah yakin untuk berobat ke Malaysia, Anda bisa bekerja sama dengan medical concierge seperti Medtrip, agar pengobatan bisa berjalan dengan lebih aman dan nyaman.