Hubungi Kami

Apakah Rhinitis Alergi Bisa Disembuhkan? Cari Tahu di Sini!

Rhinitis alergi

Rhinitis alergi adalah salah satu kondisi kesehatan yang umum dialami masyarakat, namun sering dianggap sama dengan flu biasa. Penyakit ini dapat mempengaruhi saluran pernapasan atas, terutama rongga hidung, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Kali ini kita akan membahas tentang apa itu rhinitis alergi, penyebabnya, perbedaan antara rhinitis dan flu, cara mendiagnosisnya, serta apakah penyakit ini dapat disembuhkan. Simak, yuk!

Apa Itu Rhinitis Alergi?

Rhinitis alergi adalah peradangan pada lapisan mukosa hidung yang dipicu oleh reaksi alergi. Kondisi ini terjadi ketika seseorang menghirup salah satu faktor pemicu alergi, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan. Gejala dari rhinitis alergi bisa berupa bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung gatal, dan pilek.

Dilansir dari kompas.com, sekitar sebanyak 53% orang Indonesia mengalami penyakit rhinitis alergi. Rhinitis alergi dapat terjadi secara musiman, biasanya saat udara menjadi lebih dingin dari biasanya atau selama musim kemarau saat kondisi udara kering sehingga banyak debu halus beterbangan.

Rhinitis alergi seringkali mempengaruhi kualitas hidup seseorang, dan mengganggu produktivitas di tempat kerja atau sekolah, bahkan dapat menyebabkan gangguan tidur.

Penyebab Penyakit Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons alergen yang dianggap berbahaya meskipun sebenarnya tidak. Beberapa alergen yang paling umum menyebabkan reaksi alergi muncul antara lain:

Serbuk Sari

rhinitis alergi

Serbuk sari dari pohon, rumput, atau tanaman lain sering menjadi penyebab rhinitis alergi musiman, terutama di musim semi dan musim gugur.

Tungau Debu

Tungau adalah organisme mikroskopis yang sering ditemukan di tempat tidur, karpet, dan perabotan. Mereka hidup dari serpihan kulit manusia dan dapat memicu reaksi alergi.

Bulu Hewan

Kucing dan anjing adalah sumber utama alergen bagi banyak orang. Alergi biasanya dipicu oleh air liur atau serpihan kulit hewan, bukan oleh bulunya sendiri.

Debu Halus

Saat musim kemarau, udara di sekitar menjadi kering dan mudah sekali membuat debu halus beterbangan, sehingga memicu gejala alergi tersebut.   

Selain itu, rhinitis alergi juga memiliki komponen genetik. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki alergi, kemungkinan besar anak mereka juga akan menderita alergi. Faktor lingkungan, seperti paparan polusi udara, udara dingin, asap rokok, dan kelembapan udara yang rendah, juga dapat memicu munculnya gejala alergi.

Baca juga: Mengenal Organ Penting di Sistem Pernafasan: Nasofaring, Anatomi hingga Berbagai Macam Gangguannya

Perbedaan Rhinitis Alergi dan Flu

Alergi rhinitis sering kali disalahartikan sebagai penyakit flu karena memiliki gejala yang serupa, seperti bersin, hidung tersumbat, dan hidung berlendir. Namun, kenyataannya rhinitis bukan termasuk penyakit infeksi. Berikut beberapa perbedaan mendasar antara keduanya:

Penyebab 

Rhinitis disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap alergen, sementara flu disebabkan oleh infeksi virus.

Demam 

Flu sering disertai dengan demam, nyeri otot, dan kelelahan, sementara alergi rhinitis biasanya tidak menimbulkan demam.

Durasi 

Gejala flu cenderung berlangsung selama 3 hingga 7 hari, sedangkan alergi ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, tergantung pada pemicu alerginya.

Menular

Flu adalah penyakit menular, sedangkan rhinitis tidak menular karena disebabkan oleh reaksi alergi seseorang terhadap faktor alergen tertentu.

Rhinitis juga sering disamakan dengan sinusitis, namun keduanya sebenarnya berbeda. Gejala sinusitis seringkali berupa hidung tersumbat yang sangat dominan dan disertai sakit kepala atau gangguan penciuman, bahkan juga disertai demam. Sedangkan rhinitis, biasanya hanya akan muncul saat pagi dan malam hari ketika suhu udara turun.  

Cara Mendiagnosis Penyakit Rhinitis Alergi

Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah berikut:

Riwayat Medis

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, frekuensi terjadinya, serta faktor pemicu yang mungkin menyebabkan reaksi alergi.

Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa hidung, mata, dan tenggorokan pasien untuk mencari tanda-tanda peradangan, seperti pembengkakan dan cairan yang keluar dari hidung.

Tes Alergi dengan Skin Prick Test

Tes ini dilakukan untuk mengetahui alergen spesifik yang menyebabkan reaksi alergi. Dokter akan menempelkan beberapa alergen pada jarum suntik yang akan ditusukkan pada kulit tangan pasien. Setelah 15 – 20 menit, jika muncul reaksi alergi seperti kulit kemerahan atau gatal, itu berarti pasien alergi terhadap zat tersebut.

Tes Darah (Tes IgE)

Tes darah dapat dilakukan untuk mengukur kadar Imunoglobulin E (IgE) dalam tubuh, yang meningkat ketika tubuh mengalami reaksi alergi.

Melalui diagnosis yang tepat, dokter dapat menentukan perawatan yang sesuai untuk mengontrol gejala rhinitis. Diagnosis dini juga penting untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi masalah yang lebih serius, seperti sinusitis kronis atau infeksi telinga.

Apakah Penyakit Rhinitis Alergi Bisa Disembuhkan?

Sayangnya, rhinitis alergi tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, karena kondisi ini terkait dengan respon sistem kekebalan tubuh yang abnormal terhadap alergen. Namun, gejalanya dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang benar. Beberapa metode pengobatan yang biasa digunakan meliputi:

  1. Menghindari Alergen 

Langkah paling efektif dalam mengendalikan rhinitis alergi adalah dengan menghindari kontak dengan alergen pemicu. Misalnya, menjaga kebersihan rumah untuk mengurangi debu, menggunakan masker saat bersih-bersih rumah, rutin mencuci sprei dan gorden di rumah, atau menghindari keluar rumah saat polusi udara tinggi atau saat udara sedang dingin. Anda juga bisa rutin menghangatkan tubuh menggunakan matahari pagi. 

  1. Antihistamin

Obat ini berfungsi untuk menghambat efek histamin yang dilepaskan tubuh selama reaksi alergi. Antihistamin bisa mengurangi gejala seperti bersin, hidung tersumbat, dan mata berair. Antihistamin generasi terbaru seperti fexofenadine, dianggap memiliki efek samping minimal dan tidak menimbulkan kantuk. 

  1. Dekongestan

Obat ini digunakan untuk meredakan hidung tersumbat dengan mengurangi pembengkakan di saluran hidung. Tersedia dalam bentuk obat oral dan semprotan hidung. 

  1. Kortikosteroid

Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid, seperti fluticasone efektif dalam mengurangi peradangan dan gejala rhinitis yang parah.

  1. Vitamin D

Menurut penelitian, terdapat hubungan kadar vitamin D dalam tubuh manusia dengan Imunoglobulin E (IgE), dan skor gejala hidung total. Penderita rinitis rata-rata memiliki  kadar vitamin D di bawah normal (<20  ng/ml).

Terjadinya defisiensi vitamin D dalam tubuh seseorang bisa dipengaruhi oleh kurangnya paparan sinar matahari, gangguan penyerapan makanan, karakteristik individu, dan kurangnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin D.

Pemberian dosis vitamin D berkisar antara 1.000 – 4.000 IU per hari selama 1 bulan, dapat menaikkan kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh seseorang, sehingga mampu mengurangi tingkat kambuhnya gejala.

  1. Imunoterapi

Jika pengobatan lain tidak efektif, imunoterapi atau suntikan alergi dapat menjadi pilihan. Imunoterapi bertujuan untuk mengurangi sensitivitas tubuh terhadap alergen dalam jangka panjang dengan memberikan dosis kecil alergen secara berkala.

Selain pengobatan medis, beberapa perubahan gaya hidup juga dapat membantu meringankan gejala rhinitis alergi, seperti:

  • Menjaga kebersihan lingkungan untuk mengurangi paparan alergen.
  • Menggunakan air hangat saat mandi untuk membuka saluran pernapasan.
  • Menggunakan pembersih udara (air purifier) di dalam ruangan.
  • Mencuci sprei dan selimut secara rutin dengan air panas untuk membunuh tungau debu.
  • Menghindari asap rokok dan polusi udara yang dapat memperburuk gejala.

Meskipun rhinitis tidak dapat disembuhkan, namun dengan manajemen yang tepat, penderita dapat hidup dengan gejala yang terkendali dan mengurangi frekuensi kekambuhan.

Kesimpulan

Diagnosis penyakit yang tepat sangat penting dalam memastikan penanganan yang sesuai. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter THT untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut bila reaksi alergi makin sering kambuh.

Dokter THT yang direkomendasikan bila Anda ingin berobat ke rumah sakit Penang adalah Dr. Gan Boon Chye di Island Hospital Penang. Jadwal praktiknya Senin – Jumat pukul 8.30 – 16.30 dan Sabtu pukul 8.30 – 12.30. Medtrip bisa urus appointment dokter, bila Anda ingin berobat ke Penang. 

Anda cukup mengisi form pendaftaran, dan biar Medtrip yang urus semua kebutuhan pengobatan Anda di Penang secara GRATIS! Tunggu apa lagi?

Berita Terbaru