Myasthenia Gravis (MG) adalah salah satu penyakit langka yang mempengaruhi sistem saraf dan dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup individu yang mengidapnya. Penyakit ini terjadi akibat gangguan pada sinyal saraf yang mengontrol gerakan otot, menyebabkan lemah dan kelelahan otot yang beragam.
Apa Itu Myasthenia Gravis?
Myasthenia Gravis (MG) adalah gangguan autoimun yang ditandai oleh kelemahan otot yang berulang dan berfluktuasi. Dalam kondisi normal, otot menerima sinyal dari sel saraf melalui zat kimia yang disebut asetilkolin. Pada individu dengan MG, sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi reseptor asetilkolin di permukaan otot sebagai ancaman dan menyerangnya. Hasilnya, komunikasi antara saraf dan otot terganggu, menyebabkan otot menjadi lemah dan mudah lelah.
Gejala Myasthenia Gravis
Gejala utama myasthenia gravis adalah kelemahan otot yang berfluktuasi, artinya gejala dapat muncul dan menghilang dari waktu ke waktu. Gejala biasanya memburuk saat otot digunakan secara berulang. Beberapa gejala umum myasthenia gravis meliputi:
Kelemahan Otot yang Fluktuatif
Gejala utama myasthenia gravis adalah kelemahan otot yang seringkali bersifat fluktuatif. Ini berarti bahwa kelemahan dapat datang dan pergi dari waktu ke waktu, bahkan dalam satu hari.
Pagi hari bisa dimulai dengan kelemahan minimal, tetapi semakin berat saat hari berjalan. Ini merupakan karakteristik penting dari myasthenia gravis dan menjadi tanda perbedaan dengan gangguan otot lainnya.
Kelemahan Otot Wajah dan Mata
Area wajah dan mata sering menjadi yang pertama kali terpengaruh oleh myasthenia gravis. Kelopak mata yang menurun (ptosis) adalah tanda yang sering kali terlihat, dan ini dapat menyebabkan masalah penglihatan dan kelelahan mata yang berlebihan. Otot-otot wajah juga bisa melemah, menghasilkan perubahan dalam ekspresi wajah dan kesulitan dalam berbicara atau mengunyah.
Dwifungsi Otot Mata (Diplopia)
Diplopia, atau melihat ganda, adalah gejala umum myasthenia gravis. Hal ini disebabkan oleh kelemahan pada otot yang menggerakkan mata, mengakibatkan ketidakmampuan mata untuk bergerak bersama-sama dengan tepat. Akibatnya, gambar ganda terbentuk saat individu melihat objek.
Kesulitan Berbicara dan Menelan
Otot-otot yang terlibat dalam berbicara dan menelan juga dapat mengalami kelemahan pada individu dengan myasthenia gravis. Ini dapat menyebabkan suara yang lemah atau tidak jelas, serta kesulitan dalam menelan makanan dan minuman. Seiring penyakit berkembang, ini bisa menjadi masalah yang semakin mengganggu.
Kelemahan Otot Tengkuk, Lengan, dan Tungkai
Meskipun gejala umum myasthenia gravis terkait dengan wajah dan mata, kelemahan juga dapat mempengaruhi otot-otot di bagian tubuh lain. Otot-otot leher, lengan, dan tungkai bisa mengalami penurunan kekuatan, mengakibatkan kesulitan dalam aktivitas sehari-hari seperti mengangkat benda atau berjalan.
Kelelahan Setelah Aktivitas
Salah satu ciri khas myasthenia gravis adalah kelelahan otot yang terjadi setelah aktivitas fisik atau berulang. Misalnya, seseorang mungkin memiliki kekuatan yang relatif baik di pagi hari, tetapi setelah berbicara atau melakukan aktivitas yang melibatkan otot-otot tertentu, kelemahan dan kelelahan bisa berkembang dengan cepat.
Perburukan dengan Aktivitas Panjang dan Suhu Panas
Beberapa individu dengan myasthenia gravis merasakan perburukan gejala saat beraktivitas dalam waktu yang lama atau saat terpapar suhu panas. Ini dapat menyebabkan gejala menjadi lebih parah dan kelemahan otot menjadi lebih terasa.
Kelemahan Tiba-tiba dan Sementara pada Pagi Hari
Pada beberapa orang dengan MG, terjadi kelemahan tiba-tiba dan signifikan pada otot-otot tertentu, terutama pada pagi hari. Namun, seiring berjalannya waktu, kelemahan ini dapat menghilang secara spontan atau mereda setelah beberapa jam.
Penyebab dan Faktor Risiko Myasthenia Gravis
Penyebab pasti myasthenia gravis belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor utama yang memicu penyakit ini adalah gangguan autoimun. Sistem kekebalan tubuh individu dengan myasthenia gravis menyerang reseptor asetilkolin di permukaan otot, mengganggu transmisi sinyal saraf-otot. Faktor risiko dan pemicu yang mungkin terkait dengan MG meliputi:
Faktor Genetik
Ada bukti bahwa faktor genetik memainkan peran dalam perkembangan myasthenia gravis. Individu dengan riwayat keluarga yang menderita myasthenia gravis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini.
Stres
Stres fisik atau emosional dapat memicu atau memperburuk gejala MG pada beberapa individu.
Infeksi
Beberapa infeksi virus dapat memicu respons autoimun yang berkontribusi pada perkembangan MG.
Perempuan dan Usia Muda
Meskipun MG dapat memengaruhi siapa saja, wanita memiliki risiko lebih tinggi daripada pria. Penyakit ini juga lebih umum terjadi pada individu muda dan usia paruh baya.
Diagnosa Dini Myasthenia Gravis
Diagnosa dini MG sangat penting untuk mengurangi dampak gejala pada kehidupan sehari-hari dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Proses diagnosis biasanya melibatkan:
Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik
Dokter akan mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami, riwayat keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda khas MG seperti ptosis dan diplopia.
Tes Saraf dan Otot
Tes elektromiografi (EMG) dan tes stimulasi repetitif dilakukan untuk mengukur respons otot terhadap rangsangan listrik. Hasil tes ini dapat mengidentifikasi adanya kelainan dalam transmisi saraf-otot.
Tes Darah
Tes darah dapat mendeteksi antibodi khusus yang terkait dengan MG. Tes ini membantu memperkuat diagnosis.
Meskipun penyebab pasti masih belum sepenuhnya dipahami, faktor genetik dan gangguan autoimun dianggap sebagai pemicu utama. Diagnosa dini penting untuk mengelola gejala dan mencegah komplikasi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang myasthenia gravis dan upaya penelitian yang terus berlanjut, diharapkan pengobatan dan perawatan yang lebih efektif akan tersedia untuk mereka yang terkena dampak penyakit ini.
Mau pengobatan dan perawatan kesehatanmu ditangani oleh tenaga medis profesioanal dan fasilitas lengkap? Malaysia adalah jawabannya. Saat ini Malaysia menjadi negara tujuan wisata medis yang banyak dikunjungi oleh banyak orang dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia.
Ingin konsultasi medis ke Malaysia, tentunya bersama Medtrip. Melalui Medtrip, kamu dapat dengan mudah mencari dan memilih fasilitas kesehatan modern serta dengan harga yang terjangkau. Segera hubungi kami untuk perjalanan wisata medismu ke Malaysia!