Dr Lee Chee Kean adalah salah satu dokter spesialis ortopedi di Malaysia yang bekerja di Mahkota Hospital, Melaka
Salah satu kelainan pada tulang belakang yang umum terjadi adalah skoliosis. Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang melengkung. Lengkungan tersebut bisa terjadi dalam bentuk huruf “C” atau “S”. Kondisi ini umum terjadi khususnya pada usia pertumbuhan anak-anak dan remaja.
Sebagai orang tua tentunya kita harus waspada dan mengetahui ciri-ciri skoliosis pada anak. Sebab, jika dibiarkan saja akan mempengaruhi bentuk tubuh anak saat ia dewasa.
Tanda-tanda skoliosis bisa berbeda pada setiap individu. Beberapa gejala yang mungkin muncul termasuk:
– Postur tubuh yang tidak simetris, salah satu bahu tampak lebih tinggi dari yang lain, atau pinggang terlihat miring.
– Perubahan pada tulang belakang, lengkungan yang terlihat jelas jika seseorang membungkuk ke depan.
– Ketidaknyamanan atau nyeri, pada sebagian kasus, skoliosis dapat menyebabkan nyeri punggung atau ketidaknyamanan pada area tulang belakang.
Kondisi skoliosis ini bisa terjadi pada usia berapa pun. Meskipun sering terjadi pada masa anak-anak atau remaja, skoliosis dapat juga terjadi pada saat dewasa. Jika tidak diobati, skoliosis dapat menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, dan kemungkinan komplikasi jangka panjang.
Contoh Bentuk Tubuh yang Terkena Skoliosis
Ahli dan dokter spesialis ortopedi dan tulang belakang dari Mahkota Hospital Melaka, Malaysia Dr Lee Chee Kean menceritakan pengalamannya saat bertemu pasiennya yang mengidap skoliosis. Pengalaman itu ia ceritakan pada blog pribadinya.
Seorang wanita yang tidak disebutkan oleh Dr Lee Chee Kean telah mengikuti tulisan-tulisan dan postingan Dr Lee Chee Kean di laman Facebooknya. Setelah menyadari ada keanehan di bentuk tubuhnya, pasien Dr Lee Chee Kean memastikannya dengan mengambil foto tubuhnya dengan metode Tes Adams Forward Bend.
Metode in digunakan dalam banyak situasi untuk mendiagnosis skoliosis; namun, ini bukan sumber utama diagnosis. Tes ini sering digunakan di sekolah dan kantor dokter untuk memeriksa skoliosis.
Berikut foto-fotonya yang diambil dari blog Dr Lee Chee Kean.
Bagaimana Mengenali Dengan Mudah Skoliosis?
Menurut Dr Lee Chee Kean di tulisan blognya, sebetulnya orang tua sangat mudah mengenali bentuk anak apakah terkena skoliosis atau tidak. Orang tua dapat dengan mudah menyaring anak-anak mereka untuk mengidentifikasi apakah mereka menderita skoliosis melalui Adam’s Forward Bend Test.
Jika terdapat asimetri pada punggung sisi kiri dan kanan, pemeriksaan dianggap positif. Orang tua kemudian disarankan untuk membawa anak menemui dokter bedah tulang belakang jika hasil tes skrining (Adam forward bending test) positif.
https://youtu.be/1EPii3Pz6V0 (embeed)
Perawatan dan Pengobatan Skoliosis
Pengobatan skoliosis idiopatik bergantung pada kematangan tulang dan tingkat keparahan kurva (sudut Cobb) anak. Untuk anak yang sedang dalam masa pertumbuhan (belum matang), cara pengobatan dirangkum dalam tabel berikut:
sumber: www.drleecheekean.com
Jika skoliosisnya ringan (sudut Cobb 10-20º), dokter mungkin hanya mengamati anak tersebut. Observasi berarti tindak lanjut rutin setiap 4~6 bulan untuk memantau perkembangan kurva apa pun. Jika kurva berkembang menjadi skoliosis sedang, sudut Cobb 20-45º, anak akan dipasangi penyangga.
Tujuan dari bracing adalah untuk mencegah memburuknya kurva. Ini tidak akan menyembuhkan skoliosis atau membalikkan kurvanya.
Kawat gigi untuk skoliosis secara umum dibedakan menjadi 2 jenis yaitu tipe kaku dan tipe fleksibel.
Jika skoliosisnya ringan (sudut Cobb 10-20º), dokter mungkin hanya mengamati anak tersebut. Observasi berarti tindak lanjut rutin setiap 4~6 bulan untuk memantau perkembangan kurva apa pun. Jika kurva berkembang menjadi skoliosis sedang, sudut Cobb 20-45º, anak akan dipasangi penyangga.
Tujuan dari bracing adalah untuk mencegah memburuknya kurva. Ini tidak akan menyembuhkan skoliosis atau membalikkan kurvanya. Kawat untuk skoliosis secara umum dibedakan menjadi 2 jenis yaitu tipe kaku dan tipe fleksibel.
Dr Lee Chee Kean menganjurkan brace harus dipakai siang dan malam. Sebagian besar aktivitas sehari-hari anak tidak akan dibatasi oleh brace. Untuk rigid brace, anak dapat melepas brace saat berolahraga dan beraktivitas fisik.
Faktanya, anak dianjurkan untuk melakukan latihan peregangan dan penguatan setiap hari selama periode penguatan ini. Efektivitas brace meningkat seiring dengan jumlah jam pemakaiannya per hari. Orang tua mempunyai peran penting dalam memastikan anak patuh terhadap brace-nya.
Brace tersebut secara bertahap disapih setelah anak berhenti tumbuh. Hal ini terjadi ketika tidak ada penambahan tinggi badan lebih lanjut dan sinar-X menunjukkan Risser stadium IV atau V (tahap radiografi kematangan tulang).
Jika skoliosis terdeteksi ketika tulang anak sudah berhenti tumbuh (kerangka sudah matang, usia sekitar 16-18 tahun), maka risiko perkembangan kurva menjadi rendah. Bracing tidak diperlukan untuk kelompok anak ini dan pembedahan hanya disarankan jika sudut Cobb lebih besar dari 50º. Ketika kurva lebih besar dari 50º, masih ada risiko perkembangan kurva meskipun kerangka sudah matang.
Kapan Pembedahan/Operasi Dilakukan untuk Skoliosis?
Pembedahan diindikasikan bila skoliosisnya parah, misalnya sudut Cobb lebih besar dari 45º. Tujuan utama dari operasi ini adalah untuk mencegah memburuknya kurva karena skoliosis parah biasanya berkembang seiring berjalannya waktu.
Selain itu, pembedahan juga membantu dalam koreksi lengkungan sehingga mencegah penurunan fungsi paru-paru, meningkatkan ruang perut dan mencapai kosmetik yang lebih baik dengan batang tubuh, leher dan bahu yang lebih seimbang.
Saat ini, kata Dr Lee Chee Kean, jenis operasi yang paling umum dilakukan untuk skoliosis idiopatik adalah fusi tulang belakang posterior menggunakan sistem sekrup pedikel. Dalam operasi ini, ahli bedah menghubungkan tulang belakang menggunakan beberapa sekrup pedikel dan dua batang untuk memperbaiki kelainan bentuk.
Cangkok tulang ditempatkan di antara tulang belakang yang terhubung untuk penyatuan. Sekrup dan batang pedikel menahan bagian tulang belakang tersebut tetap lurus hingga cangkok tulang dan tulang belakang menyatu, yang biasanya terjadi sekitar 4-6 bulan setelah operasi.
Operasi fusi posterior biasanya dilakukan pada anak pasca menarche. Untuk anak-anak yang masih sangat kecil (kurang dari 10 tahun), operasi fusi akan menyebabkan ‘fenomena poros engkol’, suatu kondisi dimana badan vertebra anterior yang tidak menyatu terus tumbuh menyebabkan lordosis dan pembengkokan massa fusi.
Jika skoliosis berkembang pesat pada usia muda meskipun sudah dipasang penyangga, operasi batang pertumbuhan akan dilakukan sebagai pengganti operasi fusi. Batang pertumbuhan dipasang pada bagian atas dan bawah skoliosis dan diperpanjang setiap empat hingga enam bulan seiring pertumbuhan anak.
Risiko operasi skoliosis umumnya rendah. Komplikasi dari operasi fusi tulang belakang posterior mungkin termasuk pendarahan, infeksi luka, cedera organ dalam akibat sekrup, kelumpuhan, dan kegagalan implan yang disebabkan oleh non-union (tulang gagal menyatu).
Apa yang Terjadi Jika Mengabaikan Skoliosis?
Kebanyakan skoliosis bersifat ringan dan cenderung tidak menunjukkan gejala selama masa dewasa. Namun, khususnya pada skoliosis parah, terkadang dapat menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani. Gagal paru-paru dan jantung akibat kompresi tulang rusuk terhadap organ tubuh.
Sakit punggung kronis
Orang dewasa yang menderita skoliosis saat masih anak-anak lebih mungkin mengalami nyeri punggung bawah dibandingkan populasi umum. Dampak psikososial. Penderita skoliosis sering kali merasa tidak puas dengan penampilannya, memiliki harga diri yang rendah, dan stres emosional.
Konsultasi dengan Dr Lee Chee Kean
Jika kamu memiliki masalah pada bentuk tubuh atau ada masalah dalam bentuk tubuh, kamu bisa berkonsultasi dengan Dr Lee Chee Kean. Medtrip tentunya akan memfasilitasi kamu untuk menyiapkan perjalanan medismu ke Malaysia.
Klik link berikut ini untuk membuat appointment dengan Dr Lee Chee Kean [appointment dengan Dr Lee Chee Kean]. Setelah mengklik link tersebut kamu akan diarahkan untuk mengisi form terlebih dahulu.
Jangan lupa untuk menyertakan nomor telepon atau handphone yang tersambung dengan Whatsapp, agar tim dari Medtrip dapat dengan mudah untuk menghubungimu.