Hubungi Kami

Sebelum Berobat ke Penang, Pahami Tanya Jawab Penyakit Diabetes Melitus Berikut!

Berobat ke Penang karena sakit Diabetes Melitus

Berobat ke Penang sudah menjadi pilihan yang dipertimbangkan pasien-pasien di Indonesia. Tentu ada banyak alasan di baliknya, seperti biaya terjangkau dengan kualitas pelayanan memuaskan, barier bahasa yang minim karena banyak staf medis dan dokter yang bisa berbahasa Indonesia, atau sekalian ingin berlibur. 

Penang memang dikenal punya banyak rumah sakit berkualitas dengan dokter spesialis berpengalaman internasional. Beberapa rumah sakit di Penang yang direkomendasikan untuk pengobatan Diabetes Melitus, seperti Sunway Medical Center Penang, Island Hospital, dan Gleneagles Penang. Rumah sakit tersebut menawarkan layanan kesehatan yang komprehensif dengan fasilitas modern.

Namun sebelum berobat ke Penang, ada baiknya pahami dulu 5 tanya-jawab umum seputar penyakit diabetes melitus agar Anda lebih mudah memahami penjelasan dokter ketika berada di Penang. 

1. Apa saja gejala Diabetes Melitus?

Gejala diabetes melitus dapat bervariasi tergantung pada tipe dan tingkat keparahan penyakit. Pada tahap awal, beberapa orang mungkin tidak merasakan gejala yang signifikan, seperti:

Gejala diabetes yang perlu diwaspadai.
  • Sering Merasa Haus (Polidipsia): Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan menyerap kelebihan gula.
  • Sering Buang Air Kecil (Poliuria): Dehidrasi akibat sering merasa haus membuat Anda minum lebih banyak cairan, yang menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Penurunan Berat Badan yang Tidak Dapat Dijelaskan: Meskipun makan lebih banyak dari biasanya, namun tubuh tidak mampu menyerap kalori dari gula darah sehingga Anda mungkin akan kehilangan berat badan.
  • Luka yang Lama Sembuh: Diabetes dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan penyembuhan luka yang membuat prosesnya jadi lebih lama.

2. Apa tes yang dapat dilakukan untuk memeriksa diabetes?

    Untuk memeriksa diabetes, beberapa tes dapat dilakukan untuk memperkirakan tingkat gula darah, seperti:

    • Gula Darah Sewaktu (GDS): Tes darah ini dapat dilakukan kapan saja sepanjang hari untuk memeriksa tingkat gula darah pada titik waktu saat itu. Jika nilai GDS adalah ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L) darah, ini mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki diabetes.
    • Gula Darah Puasa (GDP): Tes ini menguji jumlah gula dalam aliran darah setelah seseorang tidak makan selama 8-10 jam (semalam puasa). Nilai GDP ≥126 mg/dL (≥7.0 mmol/L) mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki diabetes.
    • Hemoglobin Glikat (HbA1C): Tes ini mengukur seberapa baik gula darah telah dikontrol selama 3 bulan terakhir. Jika HbA1C adalah ≥6.5% (47,0 mmol/mol), itu menunjukkan adanya diabetes.
    • Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO): Tes ini mengukur tingkat gula darah yang diperiksa pada saat puasa dan kemudian 2 jam setelah minum sejumlah glukosa. Jika nilai 2 jam ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L), itu mengindikasikan adanya diabetes.

    3. Siapa yang berisiko terkena diabetes tipe 2?

      Ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2, yaitu:

      • Riwayat keluarga: Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko.
      • Usia: Risiko meningkat dengan bertambahnya usia, terutama setelah 40 tahun. 
      • Kegemukan/obesitas: Kelebihan berat badan adalah faktor risiko utama. Semakin banyak jaringan lemak, semakin resisten sel terhadap insulin. Namun, seseorang tidak harus kelebihan berat badan untuk bisa terkena diabetes tipe 2.
      • Kurangnya aktivitas fisik: Banyak gerak tentu lebih sehat karena aktivitas fisik dapat membantu tubuh mengontrol penggunaan glukosa dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.

      4. Kenapa obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes?

        Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena diabetes karena:

        • Pemanfaatan insulin yang terganggu: Lemak yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, sehingga gula darah meningkat.

        Orang dengan obesitas dua kali lebih berisiko terkena diabetes. Sehingga disarankan untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik agar risikonya dapat diminimalisir. Selain itu, disarankan juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur karena bisa saja gejalanya ringan sehingga tidak disadari, tau-taunya sudah parah. 

        Lalu, metode yang valid untuk mengetahui apakah seseorang memiliki diabetes atau tidak adalah dengan melakukan skrining (tes). Skrining rutin sebaiknya dilakukan berkala, sejak dari usia 35 tahun.  

        5. Bagaimana pengobatan diabetes melitus dilakukan saat berobat ke Penang?

        Pengobatan diabetes melitus bertujuan untuk menjaga tingkat gula darah agar sedekat mungkin dengan normal. Berikut beberapa pendekatan yang biasa dilakukan dalam pengobatan diabetes:

        1. Diet seimbang dan aktivitas fisik
        • Pola makan sehat: Jenis makanan yang dikonsumsi berperan penting dalam mengendalikan gula darah. Pasien disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah dan tinggi serat, serta menghindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh.
        • Aktivitas fisik: Olahraga rutin membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol berat badan. Aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda, dianjurkan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah.
        1. Obat-obatan
        • Obat oral: Banyak obat-obatan tersedia untuk mengobati diabetes tipe 2, dan harus diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan. Obat-obatan ini bekerja dengan cara yang berbeda untuk membantu mengontrol kadar gula darah, seperti meningkatkan produksi insulin atau mengurangi resistensi insulin.
        • Obat injeksi: Selain insulin, ada juga obat non-insulin yang disuntikkan. Insulin saat ini tidak tersedia dalam bentuk pil, sehingga harus disuntikkan. Ada berbagai perangkat untuk menyuntikkan insulin, seperti jarum, jarum suntik, dan pompa insulin. Insulin diperlukan bagi orang-orang dengan diabetes tipe 1 dan kadang juga digunakan pada diabetes tipe 2 jika obat oral tidak memadai.
        1. Pengobatan yang disesuaikan
        • Pengobatan diabetes tergantung pada jenis diabetes, komplikasi, faktor risiko lain, masalah kesehatan aktif, usia, dan kesehatan umum saat diagnosis. Penyedia perawatan kesehatan akan menentukan obat yang paling efektif untuk setiap pasien.
        • Keuntungan dan kerugian dari masing-masing obat akan dijelaskan oleh penyedia layanan kesehatan untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi mereka.
        1. Manajemen Mandiri
        • Pendidikan dan konseling: Pasien harus teredukasi dengan baik tentang penyakit ini dan cara mengelolanya. Mengelola diet, aktif secara fisik, minum obat secara teratur, dan mengetahui bagaimana pengobatan bekerja adalah bagian penting dari pengobatan.
        • Pemantauan gula darah: Menggunakan glukometer untuk memantau kadar gula darah di rumah adalah bagian penting dari manajemen mandiri. Ini membantu pasien memahami bagaimana makanan, aktivitas, dan obat-obatan mempengaruhi kadar gula darah mereka.

        Nah, jika Anda ingin mengetahui pengobatan yang dipersonalisasi sesuai kondisi penyakit yang diderita, Anda bisa melakukan check-up langsung di Penang dengan mudah karena ada Medtrip yang bisa bantu mengurus segala kebutuhan wisata medis di luar negeri. 

        Anda tinggal mengisi form pendaftaran, dan tim Medtrip akan bantu mencarikan rumah sakit serta dokter rujukan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Urusan berobat ke Penang jadi mudah, Anda pun bisa fokus pada pengobatan.

        Referensi:

        Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tanya-Jawab Seputar Diabetes. Kemkes.go.id

        Fathma Medika. 11 Tanya Jawab Seputar Diabetes Melitus. Rumahsakitfathmamedika.com   

        Berita Terbaru

        ×